Gaji dan fasilitas bergelimang, Setiap bulan tuntutan pengeluaran anggota DPRD juga tidak kecil

Senin, April 27, 2009

Kehawatiran sejumlah kalangan terhadap calon anggota legislatif terpilih yang sudah menghabiskan uang ratusan juta rupiah , tampaknya cukup beralasan . Pasalnya , meski bergemilang fasilitas dan anggaran yang disediakan oleh lembaga wakil rakyat , namun tuntutan pengeluaran setiap bulan bagi setiap anggota DPRD, juga tidak kecil . .

Data yang digimpun bhasa menyebutkan . Gaji dan fasilitas yang diberikan kepada wakil rakyat setiap bulan , memang cukup menggiurkan . Betapa tidak , Dana rutin setiap bulan yang diterima oleh DPRD , tidak kurang dari sembilan juta rupiah . Dana tersebut , merupakan gaji pokok , tunjangan kepanitian , tunjangan beras , tunjangan perumahan uang paket , hingga tunjangan komunikasi intensif .
Tidak hanya itu saja , untuk memberikan sumbangan kepada mushollah dan masjid , pemerintah kabupaten menyediakan anggaran yang besarnya mencapai 40 juta rupiah per tahun yang dikemas dalam program jaring aspiriasi masyarakat atau Jasmas . Sementara anggaran komunikasi untuk konstituen , dikemas dalam program reses yang anggarannya juga ditanggung oleh pemerintah . Belum lagi uang kaget yang kerap di terima oleh anggota DPRD , setiap kali mengadakan kunjungan kerja .
Sementara itu , salah satu anggota DPRD , Zuhri Sarajana Hukum tidak menampik besarnya fasilitas dan anggaran yang di terima oleh anggota DPRD setiap bulan . Hanya saja menurut Zuhri , meski anggaran rutin yang diterima oleh anggota DPRD tidak kurang dari 9 juta rupiah per bulan , namun setiap bulan anggota DPRD juga harus mengeluarkan anggaran yang tidak kecil .
Misalnya saja menurut Zuhri, potongan gaji dari partai melalui masing masing fraksi yang berkisar antara satu hingga dua juta rupiah , Hak konstituen yang harus diberikan setiap bulan , seperti sumbangan pengajian , kegiatan keagaman dan kegiatan sosial lainnya , serta Biaya – biaya yang sifatnya tak terduga .
Sehingga praktis menurut Zuhri , dana bersih yang diterima anggota DPRD setiap bulan hanya berkisar pada angka dua juta setengah . Zuhri memastikan , bagi anggota DPRD yang tidak neko-neko atau tidak memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan materi , bisa dipastikan kehidupan ekonomi keluarganya tidak akan terlalu berubah , kecuali bagi anggota DPRD yang memang mempunyai pendapatan lain diluar gaji DPRD sepertihalnya mempunyai sawah atau bisnis sampingan .
Hal senada juga disampaikan oleh anggota DPRD lainnya, Rahmad SH Mhum . Menurutnya , salah satu penyebab terpentalnya anggota DPRD dari pemilu 2009 , dikarenakan bersikap rasional dengan tidak terlalu menghambur-hamburkan uang . Sebab anggota DPRD periode 2004 , sudah mengetahui besaran anggaran yang diterima setiap bulan , sehingga tidak mungkin membeli suara pada saat pemilu , karena saat duduk menjadi wakil rakyat , modal yang dikeluarkan tidak mungkin bisa kembali, kecuali melakukan penyalahgunaan jabatan .
Sekedar diketahui , Untuk lolos menjadi anggota DPRD pada pemilu 2009 ini , tidak sedikit calon legislatif yang mengeluarkan modal hingga ratusan juta rupiah . Bahkan tidak jarang yang menguras habis uang simpanan , menjual sawah hingga menggadaikan sertifikat rumah , hanya untuk meraih impian menjadi anggota legislatif . Kondisi ini,menimbulkan kehawatiran dari berbagai kalangan , karena tidak menutup kemungkinan akan melahirkan penyalahgunaan dan penyelewengan uang rakyat untuk mengembalikan modal , jika tidak mendapatkan pengawasan ketat dari masyarakat

0 comments:

Posting Komentar

powered by KalWork | WordPress by KalNet